Shashin atau Foto
Nada dalam Drop-D
Gitar adalah teman pertama yang ku temukan. Sederet nada yang merefleksikan apa yang ada di hati.
Menakjubkan memang, bagaimana nada itu di petik, seumpama aliran sungai, nada-nada itu tercipta dari jemari bagaikan aliran yang serupa, namun halus membawa kita hanyut hingga ke hilir, dan ekspresi itu tak ternilai. Jadi ini adalah alat yang tepat untuk para introvet seperti ku untuk berteriak keluar, entah itu tertawa atau menangis. Nada adalah topeng yang sempurna untuk mengungkapkan hal tersebut. Alih-alih perasaan kita, itu cukup elegan dan cara yang cool untuk mengungkapkan apapun, apapun yang kita rasakan.
Ada beberapa pemain gitar yang menjadi idola. Seperti : Joe Satriani, Tommy Emanuel, John Mayer, Tom Morello - Mereka adalah pemain solo gitar yang representatif, dan berhasil mentransformasikan kalimat-kalimat menjadi nada. Seharusnya sih, jangan hanya menjadikan gitar dan nada-nada yang di hasilkan nya menjadi tempat pelarian untuk segala gundah. Harusnya di pelajari dan di tekuni hingga batas maksimal, sehingga menjadi bentuk sendiri.
Nada dalam gitar itu seperti pencarian jati diri, iya bener.
Pada tahap awal kita harus mengerti dulu bagaimana gitar itu di mainkan dan di bunyikan, seperti kita harus mengerti diri kita sendiri. Kemudian melakuan pembelajaran kearah yang menjadi minat, apakah blues, apakah jazz, rock n roll atau folk. Pada tahap itu ada yang namanya pengerucutan minat. Jika langsung ke tahap yang ini, mungkin bisa memainkan di tunjang dengan banyak nya tutorial dalam zaman media online ini, tapi feel nya kosong. Seperti pencarian terhadap diri kita, kita bisa menjadi apa saja, tapi tanpa ada niat dan minat, itu kosong, serupa kepompong yang tak akan jadi kupu-kupu.
Seperti kata Tom Morello lewat gitar nya di Audioslave : " Show Me How To Live "
Menakjubkan memang, bagaimana nada itu di petik, seumpama aliran sungai, nada-nada itu tercipta dari jemari bagaikan aliran yang serupa, namun halus membawa kita hanyut hingga ke hilir, dan ekspresi itu tak ternilai. Jadi ini adalah alat yang tepat untuk para introvet seperti ku untuk berteriak keluar, entah itu tertawa atau menangis. Nada adalah topeng yang sempurna untuk mengungkapkan hal tersebut. Alih-alih perasaan kita, itu cukup elegan dan cara yang cool untuk mengungkapkan apapun, apapun yang kita rasakan.
Ada beberapa pemain gitar yang menjadi idola. Seperti : Joe Satriani, Tommy Emanuel, John Mayer, Tom Morello - Mereka adalah pemain solo gitar yang representatif, dan berhasil mentransformasikan kalimat-kalimat menjadi nada. Seharusnya sih, jangan hanya menjadikan gitar dan nada-nada yang di hasilkan nya menjadi tempat pelarian untuk segala gundah. Harusnya di pelajari dan di tekuni hingga batas maksimal, sehingga menjadi bentuk sendiri.
Nada dalam gitar itu seperti pencarian jati diri, iya bener.
Pada tahap awal kita harus mengerti dulu bagaimana gitar itu di mainkan dan di bunyikan, seperti kita harus mengerti diri kita sendiri. Kemudian melakuan pembelajaran kearah yang menjadi minat, apakah blues, apakah jazz, rock n roll atau folk. Pada tahap itu ada yang namanya pengerucutan minat. Jika langsung ke tahap yang ini, mungkin bisa memainkan di tunjang dengan banyak nya tutorial dalam zaman media online ini, tapi feel nya kosong. Seperti pencarian terhadap diri kita, kita bisa menjadi apa saja, tapi tanpa ada niat dan minat, itu kosong, serupa kepompong yang tak akan jadi kupu-kupu.
Seperti kata Tom Morello lewat gitar nya di Audioslave : " Show Me How To Live "
Langganan:
Postingan (Atom)